Total Tayangan Halaman

Rabu, 04 Mei 2011

Investasi dalam saham

Klasifikasi Saham
Saham (Stock) merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Pada umumnya terdapat dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Disamping itu para pemegang saham biasa
maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang perusahaan.
Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa adalah sebagai berikut:

Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu per satu (line by line basis) dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a.       Saldo nilai tercatat (carrying amount) penyertaan induk perusahaan pada masing-masing anak perusahaan dieliminasi dengan ekuitas anak perusahaan yang menjadi bagian induk perusahaan.
b.      Saldo dan transaksi antar perusahaan dalam kelompok perusahaan yang dikonsolidasikan, termasuk penjualan, beban dan dividen harus dieliminasi seluruhnya untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
c.       Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang berasal dari transaksi antar perusahaan yang dikonsolidasikan, harus dieliminasi.
Impairment
Mendefinisikan penyusutan sebagai penurunan potensi jasa aset jangka panjang akibat kerusakan konsumsi melalui pemakaian, atau kehilangan nilai ekonomis karena keusangan dan perubahan permintaan. Dalam definisi ini, nilai awal dianggap sebagai tumpukan jasa yang dapat dimanfaatkan selama usia aset. Manakala sebagian dari jasa ini jatuh tempo melalui pemakaian atau sebab lain, jumlah potensi jasa menurun, dan porsi biaya aset harus ditransfer sebagai beban, atau aset lain, atau perkiraan kerugian. Definisi ini lebih statis daripada definisi FASB karena ia mengakui bahwa kehilangan potensi jasa mungkin tidak beraturan dan mungkin bergantung pada banyak faktor yang tak dapat diramalkan saat aset diperoleh.
Untuk aset yang akan dipergunakan sendiri, SFAS 144 mengatur bahwa pengakuan akan adanya impairment dilakukan saat terdapat bukti bahwa nilai berjalan suatu aset atau suatu kelompok aset tidak dapat lagi ditutupi. Satu atau beberapa indikator berikut ini merupakan petunjuk ketidakmampuan menutupi nilai berjalan tersebut.
a.       penurunan nilai pasar yang signifikan, perubahan fisik atau penggunaan aset
b.      perubahan yang berlawanan dengan maksud semula penggunaan aset akibat perubahan hukum dan iklim usaha
c.       pengeluaran biaya yang berlebihan

Untuk melaksanakan impairment, dua tahapan harus dilalui terlebih dahulu.
(1)   pengujian pengembalian nilai aset : jika nilai berjalan aset melebihi nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan maka impairment dapat dilakukan.
(2)   pengukuran kerugian: jika nilai berjalan melebihi nilai wajar aset maka impairment harus dilakukan. Jika nilai wajar tidak dapat ditetapkan, yang diperhgunakan adalah nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan.
Jika penyusutan terutama diartikan sebagai alokasi, berapapun nilai aset yang diakui untuk disusutkan, maka nilai penyusutannya dicatat sebagai berikut:
Debit: Beban Penyusutan                               Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX

Akan tetapi jika penyusutan diakui sebagai impairment, untuk menunjukkan penurunan nilai yang tidak normal, penyusutan dibukukan sebagai:
Debit: Kerugian Impairment                           Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX

Perkiraan Beban Penyusutan/Kerugian Impairment akan menjadi suatu pos beban non keuangan yang dimasukkan sebagai pengurang pendapatan operasional sedangkan perkiraan Akumulasi Penyusutan akan menjadi perkiraan lawan yang disajikan di Neraca sebagai pengurang nilai perkiraan Aset Tetap.
Permasalahan impairment adalah masalah lama yang diakui telah merupakan satu dari ketidaksempurnaan akuntansi keuangan. Impairment diakui menjadi penting jika mengingat bahwa perubahan ekonomi dewasa ini sangat cepat yang membuat berbagai aset begitu cepat kehilangan kemampuannya untuk menutupi nilai perolehannya. Jatuhnya harga komoditas perkebunan, kemajuan teknologi informatika yang membuat usang pabrik, peralatan dan paten serta lisensi, serta perubahan cepat selera konsumen atau penurunan nilai mata uang yang drastis membuat impairment atas aset sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, impairment telah dipraktikkan dengan tidak konsisten, dan justru aturan mengenai konsistensi ini telah dihindari oleh penyusun standar. Oleh karena itu, sampai sekarang impairment menghadapi permasalahan.






Metode Akuntansi Untuk Saham

METODE AKUNTANSI
TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN
Metode Harga
Perolehan


Metode Equity
Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham kurang dari 20% atau lebih dari seluruh saham perusahaan.

Investor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau lebih
dari seluruh saham perusahaan.
1.        Metode Harga Perolehan
Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatanpada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai investasinya dengn metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Denan demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga pasar keseluruhan saham yang dimiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya. Apabila keseluruhan harga pasar lebih rendah daripada keseluruhan harga perolehannya, maka selisihnya didebetkan ke rekening yang disebut Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi dan dikredit ke rekening Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang.
Contoh :
Pada tanggal 5 Maret 2001, PT Merapi membeli 5.000 lembar saham PT Muria dengan harga Rp 14,00 per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi perantara dalam transaksi tersebut adalah Rp 400,00. saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar yang dibeli oleh PT merapi tersebut, mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT Muria yang beredar.
Jawab :
Pembelian Saham
5/3 Investasi dalam saham                              70.400,00
                                    Kas                                                                  70.400,00
(untuk mencatat pembelian 5.000 lembar saham PT Muria @ Rp 14,00 ditambah komisi perantara Rp 400,00)
Penerimaan Dividen
Pada tanggal 18 November 2001, Dewan Komisaris PT Muria mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1,20 per saham kepada para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 1 Desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1 Januari 2002. Dalam metode harga perolehan, pengumunan pembagian dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai berikut:
Piutang Dividen                                                          6.000,00
                        Pendapatan Dividen                                                   6.000,00
(Untuk mencatat pengumuman pembagian dividen atas saham PT Muria)


Penilaian dengan Metode Terendah di antara Harga Perolehan dan Harga Pasar
Apabila perusahaan menggunakan metode harga perolehan dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang, maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan metode terendah antara harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham yang dimiliki perusahaan. Apabila total harga pasar lebih rendah daripada total harga perolehan, maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih rendah (harga pasar). Dalam contoh diatas, PT Merapi hanya memiliki satu jenis saham yaitu saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar dengan harga perolehan Rp 70.400,00. Seandainya pada tanggal 31 Desember 2001 harga pasar saham PT Muria adalah Rp 13,50 per lembar, maka total harga pasarya adalah Rp 67.500,00 (5.000 lembar x Rp 13,50) atau Rp 2.900,00 lebih rendah daripada harga perolehan. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut:
Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasikan                         2.900,00
                        Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka panjang                           2.900,00
(Untuk mencatat pengurangan investasi jangka panjang menjadi sebesar harga pasarnya)







Penyajian dalam Laporan Keuangan
Investasi jangka panjang harus dilaporkan dalam neraca PT Merapi dengan cara sebagai berikut:
Neraca PT Merapi
Investasi Jangka Panjang :
Investasi dalam Saham                                                           Rp 70.400,00
Kurangi :
Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang                                     Rp 2.900,00
                                                                                                                        Rp 67.500,00

Kerugian yang belum direalisasi merupakan rekening kontra modal yang harus dilaporkan dalam neraca PT Merapi pada bagia modal seperti nampak dibawah ini.
Neraca PT Merapi
Modal :
Saham Biasa                                                                            Rp 600.000,00
Laba Ditahan                                                                                320.000,00
Jumlah                                                                                     Rp 920.000,00
Kurangi :
Rugi Investasi Jangka Panjang-
Belum Direalisasikan.                                                                                                 2.900,00
Jumlah Modal                                                                                                    Rp 917.100,00

Penjualan Saham
Misalkan pada tanggal 1 Februari 2002, PT Merapi menjual 2.500 lembar saham PT Muria yang dimilikinya dengan harga seluruhnya Rp 34.000,00 (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai
berikut :

1/2       Kas                                                                              Rp 34.000,00
            Rugi Penjualan Investasi                                                     1.200,00
                        Investasi dalam Saham.                                                          35.200,00
(Untuk mencatat penjualan 2.500 lembar saham PT Muria)
Rekening Investasi dalam Saham dikredit sebesar Rp 35.200,00 karena yang dijual hanya 2.500 lembar dari 5.000 lembar saham PT Muria yang dimilikinya. Dengan demikian harga perolehan 2.500 lembar saham yang dijual adalah Rp 70.400,00 x 2500/5000 = Rp 35.200,00.

1.    Metode Equity
Metode equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukakan di atas, investor disebut mempunyai pengaruh cukup besar apabila memiliki saham 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham. Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metode harga perolehan
Contoh :
misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT Merapi membeli 30.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 453.000,00, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT Sindoro. Pada tanggal 30 Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang harus dibuat oleh PT Merapi adalah sebagai berikut :

Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sindoro adalah:
1/1 Investasi dalam saham                                          453.000,00
                        Kas                                                                              453.000,00
(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT Sindoro)
Pengakuan Laba
Dalam metode equity, PT Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang diperoleh PT Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT Sindoro dan dengan demikian menambah investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang dipandang sebagai haknya oleh PT Merapi adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih yang dipandang sebagai hak PT Merapi adalah 30% x Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00. jurnal yang dibuat oleh PT Merapi untuk mencatat laba bersih PT Sindoro adalah sebagai berikut:
31/12 Investasi dalam Saham.                                                453.000,00
                                    Pendapatan Investasi                                                  453.000,00
(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT Sindoro sebagai pendapatan)

Penerimaan Dividen
Dalam metode equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain) yang diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh diatas, PT Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000 lembar x Rp 1,00). Jurnal untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah sebagai berikut:
31/12. Kas                                                       63.000,00
                        Investasi dalam Saham                                   63.000,00
(Untuk mencatat penerimaan dividen)
Penjualan Investasi Saham (Metode Equity)
misalkan pada tanggal 5 Januari, PT Merapi menjual 3.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 50.000,00 (setelah dikurangi biaya komisi perantara dan biaya lainnya). Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu ditentukan nilai buku 30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000,00. berhubung saham PT Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut adalah:
3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00. jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan tersebut adalah :
5/1 Kas                                                                        50.000,00
                        Investasi dalam Saham                                               48.600,00
                        Laba Penjualan Investasi.                                              1.400,00
(Untuk mencatat penjualan saham PT Sindoro)

2 komentar: