Total Tayangan Halaman

Rabu, 04 Mei 2011

Investasi dalam saham

Klasifikasi Saham
Saham (Stock) merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Pada umumnya terdapat dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Disamping itu para pemegang saham biasa
maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang perusahaan.
Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa adalah sebagai berikut:

Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu per satu (line by line basis) dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
a.       Saldo nilai tercatat (carrying amount) penyertaan induk perusahaan pada masing-masing anak perusahaan dieliminasi dengan ekuitas anak perusahaan yang menjadi bagian induk perusahaan.
b.      Saldo dan transaksi antar perusahaan dalam kelompok perusahaan yang dikonsolidasikan, termasuk penjualan, beban dan dividen harus dieliminasi seluruhnya untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
c.       Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang berasal dari transaksi antar perusahaan yang dikonsolidasikan, harus dieliminasi.
Impairment
Mendefinisikan penyusutan sebagai penurunan potensi jasa aset jangka panjang akibat kerusakan konsumsi melalui pemakaian, atau kehilangan nilai ekonomis karena keusangan dan perubahan permintaan. Dalam definisi ini, nilai awal dianggap sebagai tumpukan jasa yang dapat dimanfaatkan selama usia aset. Manakala sebagian dari jasa ini jatuh tempo melalui pemakaian atau sebab lain, jumlah potensi jasa menurun, dan porsi biaya aset harus ditransfer sebagai beban, atau aset lain, atau perkiraan kerugian. Definisi ini lebih statis daripada definisi FASB karena ia mengakui bahwa kehilangan potensi jasa mungkin tidak beraturan dan mungkin bergantung pada banyak faktor yang tak dapat diramalkan saat aset diperoleh.
Untuk aset yang akan dipergunakan sendiri, SFAS 144 mengatur bahwa pengakuan akan adanya impairment dilakukan saat terdapat bukti bahwa nilai berjalan suatu aset atau suatu kelompok aset tidak dapat lagi ditutupi. Satu atau beberapa indikator berikut ini merupakan petunjuk ketidakmampuan menutupi nilai berjalan tersebut.
a.       penurunan nilai pasar yang signifikan, perubahan fisik atau penggunaan aset
b.      perubahan yang berlawanan dengan maksud semula penggunaan aset akibat perubahan hukum dan iklim usaha
c.       pengeluaran biaya yang berlebihan

Untuk melaksanakan impairment, dua tahapan harus dilalui terlebih dahulu.
(1)   pengujian pengembalian nilai aset : jika nilai berjalan aset melebihi nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan maka impairment dapat dilakukan.
(2)   pengukuran kerugian: jika nilai berjalan melebihi nilai wajar aset maka impairment harus dilakukan. Jika nilai wajar tidak dapat ditetapkan, yang diperhgunakan adalah nilai arus kas dari penggunaan dan pelepasannya yang didiskontokan.
Jika penyusutan terutama diartikan sebagai alokasi, berapapun nilai aset yang diakui untuk disusutkan, maka nilai penyusutannya dicatat sebagai berikut:
Debit: Beban Penyusutan                               Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX

Akan tetapi jika penyusutan diakui sebagai impairment, untuk menunjukkan penurunan nilai yang tidak normal, penyusutan dibukukan sebagai:
Debit: Kerugian Impairment                           Rp XXX
            Kredit: Akumulasi Penyusutan                                   Rp XXX

Perkiraan Beban Penyusutan/Kerugian Impairment akan menjadi suatu pos beban non keuangan yang dimasukkan sebagai pengurang pendapatan operasional sedangkan perkiraan Akumulasi Penyusutan akan menjadi perkiraan lawan yang disajikan di Neraca sebagai pengurang nilai perkiraan Aset Tetap.
Permasalahan impairment adalah masalah lama yang diakui telah merupakan satu dari ketidaksempurnaan akuntansi keuangan. Impairment diakui menjadi penting jika mengingat bahwa perubahan ekonomi dewasa ini sangat cepat yang membuat berbagai aset begitu cepat kehilangan kemampuannya untuk menutupi nilai perolehannya. Jatuhnya harga komoditas perkebunan, kemajuan teknologi informatika yang membuat usang pabrik, peralatan dan paten serta lisensi, serta perubahan cepat selera konsumen atau penurunan nilai mata uang yang drastis membuat impairment atas aset sangat dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan. Akan tetapi, impairment telah dipraktikkan dengan tidak konsisten, dan justru aturan mengenai konsistensi ini telah dihindari oleh penyusun standar. Oleh karena itu, sampai sekarang impairment menghadapi permasalahan.






Metode Akuntansi Untuk Saham

METODE AKUNTANSI
TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN
Metode Harga
Perolehan


Metode Equity
Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham kurang dari 20% atau lebih dari seluruh saham perusahaan.

Investor memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan.
Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau lebih
dari seluruh saham perusahaan.
1.        Metode Harga Perolehan
Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatanpada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai investasinya dengn metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Denan demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga pasar keseluruhan saham yang dimiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya. Apabila keseluruhan harga pasar lebih rendah daripada keseluruhan harga perolehannya, maka selisihnya didebetkan ke rekening yang disebut Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi dan dikredit ke rekening Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang.
Contoh :
Pada tanggal 5 Maret 2001, PT Merapi membeli 5.000 lembar saham PT Muria dengan harga Rp 14,00 per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi perantara dalam transaksi tersebut adalah Rp 400,00. saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar yang dibeli oleh PT merapi tersebut, mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT Muria yang beredar.
Jawab :
Pembelian Saham
5/3 Investasi dalam saham                              70.400,00
                                    Kas                                                                  70.400,00
(untuk mencatat pembelian 5.000 lembar saham PT Muria @ Rp 14,00 ditambah komisi perantara Rp 400,00)
Penerimaan Dividen
Pada tanggal 18 November 2001, Dewan Komisaris PT Muria mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 1,20 per saham kepada para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 1 Desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1 Januari 2002. Dalam metode harga perolehan, pengumunan pembagian dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai berikut:
Piutang Dividen                                                          6.000,00
                        Pendapatan Dividen                                                   6.000,00
(Untuk mencatat pengumuman pembagian dividen atas saham PT Muria)


Penilaian dengan Metode Terendah di antara Harga Perolehan dan Harga Pasar
Apabila perusahaan menggunakan metode harga perolehan dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang, maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan metode terendah antara harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham yang dimiliki perusahaan. Apabila total harga pasar lebih rendah daripada total harga perolehan, maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih rendah (harga pasar). Dalam contoh diatas, PT Merapi hanya memiliki satu jenis saham yaitu saham PT Muria sebanyak 5.000 lembar dengan harga perolehan Rp 70.400,00. Seandainya pada tanggal 31 Desember 2001 harga pasar saham PT Muria adalah Rp 13,50 per lembar, maka total harga pasarya adalah Rp 67.500,00 (5.000 lembar x Rp 13,50) atau Rp 2.900,00 lebih rendah daripada harga perolehan. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut:
Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasikan                         2.900,00
                        Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka panjang                           2.900,00
(Untuk mencatat pengurangan investasi jangka panjang menjadi sebesar harga pasarnya)







Penyajian dalam Laporan Keuangan
Investasi jangka panjang harus dilaporkan dalam neraca PT Merapi dengan cara sebagai berikut:
Neraca PT Merapi
Investasi Jangka Panjang :
Investasi dalam Saham                                                           Rp 70.400,00
Kurangi :
Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang                                     Rp 2.900,00
                                                                                                                        Rp 67.500,00

Kerugian yang belum direalisasi merupakan rekening kontra modal yang harus dilaporkan dalam neraca PT Merapi pada bagia modal seperti nampak dibawah ini.
Neraca PT Merapi
Modal :
Saham Biasa                                                                            Rp 600.000,00
Laba Ditahan                                                                                320.000,00
Jumlah                                                                                     Rp 920.000,00
Kurangi :
Rugi Investasi Jangka Panjang-
Belum Direalisasikan.                                                                                                 2.900,00
Jumlah Modal                                                                                                    Rp 917.100,00

Penjualan Saham
Misalkan pada tanggal 1 Februari 2002, PT Merapi menjual 2.500 lembar saham PT Muria yang dimilikinya dengan harga seluruhnya Rp 34.000,00 (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah sebagai
berikut :

1/2       Kas                                                                              Rp 34.000,00
            Rugi Penjualan Investasi                                                     1.200,00
                        Investasi dalam Saham.                                                          35.200,00
(Untuk mencatat penjualan 2.500 lembar saham PT Muria)
Rekening Investasi dalam Saham dikredit sebesar Rp 35.200,00 karena yang dijual hanya 2.500 lembar dari 5.000 lembar saham PT Muria yang dimilikinya. Dengan demikian harga perolehan 2.500 lembar saham yang dijual adalah Rp 70.400,00 x 2500/5000 = Rp 35.200,00.

1.    Metode Equity
Metode equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukakan di atas, investor disebut mempunyai pengaruh cukup besar apabila memiliki saham 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham. Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metode harga perolehan
Contoh :
misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT Merapi membeli 30.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 453.000,00, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT Sindoro. Pada tanggal 30 Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00). Jurnal–jurnal yang harus dibuat oleh PT Merapi adalah sebagai berikut :

Jurnal untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sindoro adalah:
1/1 Investasi dalam saham                                          453.000,00
                        Kas                                                                              453.000,00
(Untuk mencatat pembelian 30.000 lembar saham biasa PT Sindoro)
Pengakuan Laba
Dalam metode equity, PT Merapi selaku investor, mengakui laba bersih yang diperoleh PT Sindoro sebagai pendapatan dari investasi dalam saham PT Sindoro dan dengan demikian menambah investasinya. Bagian laba bersih PT Sindoro yang dipandang sebagai haknya oleh PT Merapi adalah sebesar persentase pemilikan sahamnya yaitu 30%. Dengan demikian bagian laba bersih yang dipandang sebagai hak PT Merapi adalah 30% x Rp 210.000,00 = Rp 63.000,00. jurnal yang dibuat oleh PT Merapi untuk mencatat laba bersih PT Sindoro adalah sebagai berikut:
31/12 Investasi dalam Saham.                                                453.000,00
                                    Pendapatan Investasi                                                  453.000,00
(Untuk mencatat 30% dari laba bersih PT Sindoro sebagai pendapatan)

Penerimaan Dividen
Dalam metode equity, dividen tunai (atau dividen dalam bentuk kekayaan lain) yang diterima, dicatat sebagai pengurangan atas rekening investasinya. Dalam contoh diatas, PT Merapi menerima pembagian dividen tunai sebesar Rp 30.000,00 (30.000 lembar x Rp 1,00). Jurnal untuk mencatat penerimaan pembagian dividen tersebut adalah sebagai berikut:
31/12. Kas                                                       63.000,00
                        Investasi dalam Saham                                   63.000,00
(Untuk mencatat penerimaan dividen)
Penjualan Investasi Saham (Metode Equity)
misalkan pada tanggal 5 Januari, PT Merapi menjual 3.000 lembar saham PT Sindoro dengan harga Rp 50.000,00 (setelah dikurangi biaya komisi perantara dan biaya lainnya). Sebelum membuat jurnal untuk mencatat transaksi di atas, terlebih dahulu perlu ditentukan nilai buku 30.000 lembar saham PT Sindoro pada tanggal penjualan adalah Rp 486.000,00. berhubung saham PT Sindoro yang dijual hanya 3.000 lembar maka nilai buku saham yang dijual tersebut adalah:
3.000/30.000 x Rp 486.000,00 = Rp 48.600,00. jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan tersebut adalah :
5/1 Kas                                                                        50.000,00
                        Investasi dalam Saham                                               48.600,00
                        Laba Penjualan Investasi.                                              1.400,00
(Untuk mencatat penjualan saham PT Sindoro)

Jumat, 29 April 2011

Investasi dalam Obligasi

Pengertian Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas investor dalam perolehan suatu investasi misalnya komisi broker, jasa bank, biaya legal dan pungutan lainnya dari pasar modal.

Klasifikasi Investasi
1.      Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
2.      Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan.

Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
a.       Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;
b.      Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas;
c.       Berisiko rendah.
Pembelian surat-surat berharga yang berisiko tinggi bagi pemerintah karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat berharga tidak termasuk dalam investasi jangka pendek. Jenis investasi yang tidak termasuk dalam kelompok investasi jangka pendek antara lain adalah :
a.       Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal saham pada suatu badan usaha;
b.      Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri untuk menunjukkan partisipasi pemerintah; atau
c.       Surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk dicairkan dalam memenuhi  kebutuhan kas jangka pendek .
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri atas :
a.       Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);
b.      Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek olehpemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat BankIndonesia (SBI).

Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan
Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Pengertian berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali. Sedangkan pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk memperjualbelikan atau menarik kembali.

Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan kelembagaan. Investasi permanen ini dapat berupa :
a.    Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/ daerah, badan internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara;
b.    Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.


Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:
a.    Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah;
b.    Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga;
c.    Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat;
d.   Investasi nonpermanen lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang dimaksudkan untuk penyehatan/penyelamatan perekonomian.

Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.

Pengukuran Investasi Obligasi dan Saham
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.

Metode Penilaian dan Investasi
Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu:
a.      Metode biaya;
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang terkait.
b.      Metode ekuitas;
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat  investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya : adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
c.       Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Penggunaan metode pada paragraf 33 didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
(a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;
(b) Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas;
(c) Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
(d)Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.

Akuntansi Investasi Obligasi dan Penyajian Laporan Keuangan
Bertujuan memperoleh bunga tetap setiap tahun selama masa investasi
PEMBELIAN
PT EXE membeli obligasi PT KOKO, nominal Rp. 10.000.000 pada 1 Jan 2004. Bunga 12% dibayar setiap 1 Jan & 1 Juli. Jatuh tempo 1 Jan 2009
Jurnal: 1 Jan 04
    Investasi pada obligasi                                            Rp. 10.000.000
                        Kas                                                                              Rp. 10.000.000

PENERIMAAN BUNGA
*      % bunga nominal X Nilai nominal
*      Jurnal: 1 Juli
            Kas                                                                  Rp. 600.000
                        Pendapatan bunga                                                       Rp. 600.000

BUNGA BERJALAN
*      Misal pembelian 1 Mei 2004
            HPo                                                     Rp. 10.000.000
            Bunga berjalan 1 Jan-1Mei                 Rp.      400.000
            Kas yg dibayar investor                      Rp. 10.400.000

PENDEKATAN LABA RUGI
*   1 Mei’04
            Investasi pd obligasi                                       Rp. 10.000.000
                                    Pendapatan bunga                                           Rp          400.000
                                    Kas                                                                  Rp. 10.400.000
*    1 Juli’04
            Kas                                                                    Rp. 600.000
                                    Pendapatan bunga                                             Rp. 600.000

PENDEKATAN PADA NERACA
Ø  1 Mei’04
            Investasi pd obligasi                                       Rp. 10.000.000
                                    Piutang bunga                                                 Rp.      400.000
            Kas                                                                                          Rp. 10.400.000
Ø  1 Juli’04
             Kas                                                                 Rp. 600.000
                                    Pendapatan bunga                                           Rp. 200.000
                                    Piutang bunga                                                 Rp. 400.000

BUNGA BERJALAN
*   Akhir periode 31 Des
            Piutang bunga                                                 Rp. 600.000
                                    Pendapatan bunga                                           Rp. 600.000
*   1 Jan: Jurnal balik
            Pendapatan bunga                                           Rp. 600.000
                                    Piutang bunga                                                 Rp. 600.000


AMORTISASI
*      HPo > N. Nominal      =          Agio
            31 Des: AJE
            Pendapatan bunga                                                                   XXX
                                                Investasi pada obligasi                                    XXX
*      HPo < N. Nominal      =          Disagio
                                    31 Des: AJE:
            Investasi pada obligasi                                                            XXX
                                                Pendapatan bunga                                              XXX

PELUNASAN
*      Saat jatuh tempo dilunasi emiten sebesar N. Nominalnya
              Kas                                                                Rp. 10.000.000
                           Investasi pada obligasi                                             Rp. 10.000.000

*      Pelunasan diatas N.Nominal                               Keuntungan
*      Pelunasan dibawah N.Nominal                            Kerugian


Penjualan Investasi
v Selisih harga jual dan nilai buku investasi obligasi diakui sbg keuntungan & sebaliknya sbg kerugian
v Saat penjualan, Kas bertambah sebesar Harga Jual bersih + bunga (bila ada), sedang investasi obligasi berkurang

*   Jika obligasi dibeli diatas N. Nominal, maka Nilai buku investasi pada tanggal tertentu:
            Harga Perolehan                                  XX
            Agio sudah diamortisasi                     XX   
            Nilai buku                                           XX


Atau
            N.Nominal                                          XX
            Agio belum amortisasi                        XX     
            Nilai buku                                           XX

*   Jika obligasi dibeli dibawah N. Nominal, maka Nilai buku investasi pada tanggal tertentu:
            Harga Perolehan                                  XX
            Disagio sudah diamortisasi                 XX   
            Nilai buku                                           XX
Atau
            N.Nominal                                          XX
            Disagio belum amortisasi                    XX     
            Nilai buku                                           XX

Contoh Soal :
            Obligasi PT KOKO dgn jatuh tempo 1 Jan ‘2009. N. Nominal Rp. 10.000.000 & H.Perolehan Rp. 9000.000 Pada tgl 1 Jan 2007 dijual dgn harga Rp. 9500.000. Amortisasi menggunakan metode garis lurus
*      Jurnal:
            Kas                                                                  Rp. 9.500.000
                        Kerugian penjualan                                                     Rp.    100.000
                        Investasi obligasi                                                         Rp. 9.600.000

Investasi obligasi dinilai sebesar nilai bukunya :
NERACA
per 31 Des 2006
Investasi jangka panjang:
Obligasi PT KOKO pada nilai buku
(hrg pasar Rp.11.000.000)                              Rp. 9.600.000